-->

Episode 12 - Pertarungan Santri Undig Dengan Burung Garuda Beri

Sejak itulah (Lihat Episode sebelumya "Santri Undig Mengikuti Sayembara Melawan Burung Garuda Beri") Santri Undig atau Bagus Santri mulai mengadakan persiapan seperlunya untuk menunaikan tugas yang maha berat dan penuh dengan bahaya.

Setelah segalanya siap, Santri Undig mengambil air wudhlu dan menunaikan sembahyang memohon kepada Yang Maha Agung agar dalam melaksanakan tugasnya mendapat lindungan dan dapat berhasil melenyapkan burung raksasa yang berarti pula menumpas kekejaman dan keganasan.
Selesai bersembahyang dan membaca doa selamat, Santri Undig mengenakan kain berwarna putih pemberian Adipati Donan dengan membungkus dirinya hingga seluruh tubuhya kelihatan seperti gumpalan putih. 

Lebih-lebih, dari kejauhan tidak sedikitpun terlihat sebagai sesosok manusia, nampak hanya benda putih yang bergerak mirip dengan seekor sapi. Semua itu merupakan siasat Santri Undig yang sudah dipikirkan sebelumnya. Ia berharap agar saat Burung Garuda Beri melihat dirinya dari ruang angkasa, Burung Garuda beri itu akan mengira bahwa yang nampak berwarna putih di daratan itu adalah seekor sapi, dan ingin menyambarnya sebagai mangsa.

Ketika matahari mulai menyinarkan sinarnya yang hangat dipermukaan bumi, Santri Undig melangkahkan dirinya ke tempat terbuka di mana sudah didirikan sebuah  pondok bertiang tinggi  dan tidak jauh dari itu telah tersedia pula lobang yang dalamnya setinggi badan manusia.Lobang itulah yang akan digunakan oleh santri undig untuk melawan Garuda Beri. 

Sementara itu, beberapa penduduk Kadipaten Donan memerlukan datang untuk melihat perilaku Santri Undig yang akan membun*h Burung ganas itu. Sudah barang tentu mereka melihat dari jarak yang agak jauh mengingat keganasan burung garuda itu. Dengan segala penuh ketegangan sementara penduduk yang menonton, menantikan munculnya burung garuda beri itu di angkasa luas.

Semuanya ingin menyaksikan bagimana cara perjaka pendatang itu membun*h burung ganas yang banyak menimbulkan kerugian di daerah Kadipaten Donan. Detik demi detik mereka mengikuti dengan segala perasaan tegang, namun burung garuda yang ditunggu belum juga nampak melayang di udara.

Santri Undig duduk bersila di panggok sambil semedi, mohon kepada Yang Maha Agung akan pertolongan-Nya sehingga usahanya yang amat mulit itu akan berhasil.

Tidak lama kemudian dari arah selatan dalam jarak yang masih jauh, nampaklah titik hitam bergerak di angkasa kian mendekat dan nampak lebih besar lagi. Apa yang nampak tersebut tidak lain adalah burung garuda raksasa yang sedang terbang. Ketika burung itu sampai di atas sebuah lapangan terbuka, terbangnya mulai merendah, terdengarlah kibasan dari kedua sayapnya itu memukul-mukul udara. 

Suara kibasan yang ditimbulkan dari kedua sayap burung garuda itu cukup menimbulkan kengerian bagi para penduduk yang mengintai dan ingin melihat apa yang akan terjadi kemudian, antara Burung Garuda Beri dan Santri Undig. 

Dari takut dan ngerinya penduduk yang melihat seolah-olah lepaslah tulang-tulang mereka dari persendiannya.

Ratusan pasang mata penduduk Kadipaten Donan yang mengintai di sekitar itu tertuju ke arah binatang raksasa yang melayang-layang di atas mereka.

Bagus santri atau Santri Undig menyiapkan diri untuk menghadapi Burung Garuda itu dengan berdiri tegap pada tepi lobang yang telah disediakan. Ia berteriak nyaring untuk menarik perhatian burung ganas itu yang masih saja melayang-layang di atas kepalanya itu.

Teriakan Santri Undig yang amat nyaring dan serta warna putih yang membalut tubuhnya terlihat kemilau diterpa sinar matahari yang memancar siang itu benar-benar menarik perhatian Garuda Beri.
Melihat benda putih di bawah dan bergerak-gerak serta terdengarnya suara nyaring, Garuda Beri itu menganggap benda putih di daratan adalah seekor anak sapi atau kambing besar yang bisa dimangsa.
Dua tiga kali garuda mengitari dan mengamati benda putih yang bergerak di daratan itu, yakinlah bahwa apa yang dilihatnya itu merupakan mangsa yang sangat empuk. Dengan kecepatan dan gerakan yang luar biasa, menukiklah burung garuda itu menyambar mangsanya yang tidak lain adalah Santri Undig.

Selama itu mata santri Undig selalu mengawasi segala gerak-gerik Burung Garuda Beri yang melayang-layang di udara serta disertai pula dengan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.
Ketika garuda mulai menukik ke bawah, dengan gerakan yang lincah dan cepat, Santri Undig terjun masuk lobang  seraya menundukkan kepalanya, dan pada saat kedua cakar garuda itu tepat di atas lobang, dengan cekatan pula Santri Undig menusukkan keris Cis Tilam Upih pada tubuh Garuda Beri yang mengenai paha burung itu. Betapa terkejutnya burun raksasa itu setelah merasa sebelah pahanya terkena tusukan benda tajam.

Dengan meninggalkan suara yang nyaring, dikibaskan kedua sayap burung garuda untuk terbang kembali ke angkasa.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Episode 12 - Pertarungan Santri Undig Dengan Burung Garuda Beri"

Posting Komentar

Terimakasih mengirim komentar, Anda akan mendapat tanggapan dari kami secepatnya, Terimakasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel